Oleh: Ria Febrina
Sabtu, 04 Desember 2010 | 17:51:00 WIB
Pertunjukan Sawahlunto International Music Festival (SIMFes) 2010 sudah dimulai sejak sore
ini pukul 16. 30 WIB. Beberapa pertunjukan musik dari Sumatera Barat sudah dipertunjukkan. Membuka SIMFes 2010, grup musik Kota Arang Perkusi Sawahlunto, kelompok musik khas Sawahlunto. Dengan menyajikan musik perkusi, penampilan grup musik Kota Arang Perkusi Sawahlunto langsung disaksikan oleh Walikota Sawahlunto, Bapak Amran Nur.
Sampai berita ini diturunkan, sedang berlangsung pertunjukan musik dari grup musik Togat Nusa- Mentawai. Dengan menggunakan instrumen musik Kepulauan Mentawai, tudukkan, mereka menyajikan tari manyang, sebuah ritual dari kegiatan elang. Nantinya, tari ini akan dilanjutkan dengan ritual dari kegiatan monyet. Tari manyang, biasanya digunakan sebagai tari persembahan.
Empat orang penari laki-laki dari grup musik Togat Nusa-Mentawai ini menampilkan ritual adat Mentawai. Sebab, setiap penampilan musik dan tari dari Mentawai selalu ada kegiatannya dari ritual, dan berkaitan dengan alam. Bagi masyarakat Mentawia, semuanya seikat dengan alam.
Sebelumnya, pertunjukan Togat Nusa-Mentawai, juga sudah ditampilkan grup musik La Gandie-ISI Padang Panjang. Lagandie merupakan akronim dari la (ahli), gand (gandang), i (improvisasi), dan e (entertainment). Grup musik Lagandie yang membawakan tema "Antara Iya dan Tidak dalam Seimbang" memang menunjukkan bahwa mereka memang ahlinya musik improvisasi.
Dan, diikuti juga dengan penampilan oleh grup musik Komunitas Kreatif PBS Universita Negeri Padang (UNP). Sebanyak 20 orang mahasiswa FBSS UNP menyajikan komposisi musik dengan tema Bakutintiang, yang artinya sumber inspirasi untuk Perkusi Sumbar.
Pertunjukan hari pertama SIMFes 2010 tidak hanya berhenti di sini. Sampai pukul setengah tujuh sore ini, ada lagi dua pertunjukan, yakni dari grup musik Etnik Melaka, Malaysia, dan ditutup dengan grup musik keroncong Toegoe dari Jakarta. (*)
Sampai berita ini diturunkan, sedang berlangsung pertunjukan musik dari grup musik Togat Nusa- Mentawai. Dengan menggunakan instrumen musik Kepulauan Mentawai, tudukkan, mereka menyajikan tari manyang, sebuah ritual dari kegiatan elang. Nantinya, tari ini akan dilanjutkan dengan ritual dari kegiatan monyet. Tari manyang, biasanya digunakan sebagai tari persembahan.
Empat orang penari laki-laki dari grup musik Togat Nusa-Mentawai ini menampilkan ritual adat Mentawai. Sebab, setiap penampilan musik dan tari dari Mentawai selalu ada kegiatannya dari ritual, dan berkaitan dengan alam. Bagi masyarakat Mentawia, semuanya seikat dengan alam.
Sebelumnya, pertunjukan Togat Nusa-Mentawai, juga sudah ditampilkan grup musik La Gandie-ISI Padang Panjang. Lagandie merupakan akronim dari la (ahli), gand (gandang), i (improvisasi), dan e (entertainment). Grup musik Lagandie yang membawakan tema "Antara Iya dan Tidak dalam Seimbang" memang menunjukkan bahwa mereka memang ahlinya musik improvisasi.
Dan, diikuti juga dengan penampilan oleh grup musik Komunitas Kreatif PBS Universita Negeri Padang (UNP). Sebanyak 20 orang mahasiswa FBSS UNP menyajikan komposisi musik dengan tema Bakutintiang, yang artinya sumber inspirasi untuk Perkusi Sumbar.
Pertunjukan hari pertama SIMFes 2010 tidak hanya berhenti di sini. Sampai pukul setengah tujuh sore ini, ada lagi dua pertunjukan, yakni dari grup musik Etnik Melaka, Malaysia, dan ditutup dengan grup musik keroncong Toegoe dari Jakarta. (*)
original post disini
0 komentar:
Posting Komentar