Solo (ANTARA News) – Gerai kuliner dan suvenir yang berada di depan Benteng Vastenburg, Solo, melengkapi perhelatan festival musik etnik “Solo International Ethnic Music Festival and Conference” (SIEMFC), 1-5 September.
“Ada sekitar 65 gerai makanan, minuman
, dan juga suvenir etnik di depan Benteng Vastenburg. Ini juga merupakan salah satu upaya untuk menarik minat warga Solo menyaksikan pertunjukan,” kata Ketua Umum SIEMFC, Bambang Sutejo, di Solo, Sabtu.Ia mengatakan, penataan gerai kuliner dan suvenir disesuaikan dengan tema acara yang mengusung unsur etnik.
Hal ini tampak dari desain setiap gerai yang sebagian menampilkan ukir-ukiran kayu khas Jawa Tengah, hiasan kain batik di berbagai sudut gerai, dan juga sejumlah instalasi seni dari bahan bambu yang menyatu di sekitar lokasi.
“Bermacam ornamen di setiap gerai diharapkan dapat menambah keunikan dan memperkuat nansa etnik sehingga sesuai dengan tema acara,” katanya.
Gerai makanan dan suvenir akan dibuka setiap hari sejak pagi hingga malam hari. Beragam jenis makanan dan minuman tradisional hingga modern tampak dipajang dengan penataan yang unik dan menarik.
Jajanan khas Solo di antaranya serabi solo, sosis ayam, intip goreng, kripik cakar ayam, hingga makanan ala Amerika seperti burger dan hot dog tersaji di etalase. Sementara di deretan gerai suvenir sebagian besar didominasi penjualan kemeja batik dan beragam pernak-pernik bernuansa etnik.
Terkait persiapan acara menjelang pembukaan SIEMFC 2007, Sabtu (1/9) malam, Bambang mengatakan pihak panitia telah siap dan akan menjalankan tugas sesuai jadwal.
Demikian halnya dengan para pengisi acara dari berbagai negara yang telah berada di Solo beberapa hari sebelum acara berlangsung.
SIEMFC adalah sebuah perhelatan besar para musisi etnik Indonesia yang juga diikuti para musisi delapan negara (Belanda, Irak, Yunani, Bangladesh, Korea, India, Philipina, Australia) yang dipusatkan di Benteng Vastenburg, Kawasan Gladag, Solo.
Kegiatan ini dimaksudkan untuk memposisikan musik etnik di tengah dinamika kebudayaan modern yang kini menjadi kiblat generasi muda dan dominasi musik pop yang menjadi arus utama industri musik Indonesia.
SIEMFC juga dimaksudkan untuk menjadi sarana promosi Kota Solo sebagai kota budaya. Sehingga nantinya masyarakat dunia mengenal Indonesia secara luas, tidak hanya mengenal Jakarta sebagai pusat ekonomi dan Bali sebagai pusat pariwisata.
Pertunjukan berlangsung pagi, sore, dan malam hari dengan konsep merespon suasana alam pada pagi hari saat matahari menanjak dan sore ketika matahari terbenam.
Tiga elemen musik akan ditampilkan dalam pertunjukan ini yakni musik etnik tradisional, musik etnik kontemporer, dan musik etnik entertainmen.
Delegasi asing yang tampil adalah Folkcorn (Belanda), Kamal Group (Irak), Joy Depp (Bangladesh), Korean Children Choir (Korea), Ramnath Santos (Philipina), Kim Sanders (Australia), dan Soup Kitchen (Yunani).
Sementara delegasi nasional yang tampil adalah Talago Buni (Padang Panjang), Perkusi Dol (Bengkulu), (Dodi Satiya Etnik Kontemporer (Jawa Barat), Musik Patrol (Pamekasan, Madura), Akarena (Makassar) dan kolaborasi musik etnik dari Kalimantan, Aceh, dan Papua.
Sejumlah musisi negeri sendiri sebagai bintang tamu juga turut memeriahkan SIEMFC yakni Dwiki Darmawan, Gilang Ramadhan, Dewa Bujana, Sawung Jabo, Jadug Ferianto.
Sebagai muatan tambahan untuk memberikan edukasi musik etnik bangsa dan dunia maka kegiatan ini dilengkapi konferensi musik dalam bentuk temu dialog para pelaku, pemikir, kritikus, dan pengamat musik nusantara dan internasional dalam menghadapi tantangan kini dan ke depan. (*)
Dikutip dari: http://www.antara.co.id/arc/2007/9/1/gerai-kuliner-ramaikan-festival-musik-etnik-s
0 komentar:
Posting Komentar